MAHASISWA PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM (SPI) MENGIKUTI BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) PENINGKATAN KAPASITAS TENAGA KESEJARAHAN TAHUN 2024

Palangka Raya, 22-24 Juli 2024

Mahasiswa SPI dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya baru saja menyelesaikan kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesejarahan yang berlangsung di Hotel Aquarius, Palangka Raya. Kegiatan ini diadakan selama tiga hari berturut-turut dan dihadiri oleh berbagai tokoh serta aktris dan aktor terkenal yang memiliki keahlian di bidang perfilman.

Acara yang berlangsung dari tanggal 22 hingga 24 Juli 2024 ini merupakan sebuah inisiatif penting untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian mahasiswa dalam bidang kesejarahan. Bimbingan teknis ini tidak hanya menawarkan pelatihan mengenai metodologi dan teknik terbaru dalam riset sejarah, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan tambahan melalui sesi yang melibatkan para profesional di industri perfilman.

Hari pertama diisi dengan sesi interaktif yang melibatkan aktris dan aktor terkenal seperti Sha Ine Febrianti, yang berbagi pengalaman mereka dalam mengadaptasi cerita sejarah ke dalam bentuk film dan drama. Mereka juga memberikan wawasan tentang bagaimana karakter dan plot dapat dikembangkan berdasarkan fakta sejarah, serta tantangan dalam menjaga akurasi sejarah saat berkreasi di layar.

Kemudian pada hari kedua, dihadiri oleh bapak yang sangat luar biasa yaitu Oscar Motuloh Gunawan Wijaya, peserta mendapatkan pembekalan mengenai metode penelitian sejarah modern dan penulisan naskah sejarah yang efektif. Para peserta juga diperkenalkan dengan penggunaan teknologi terkini dalam penelitian sejarah, termasuk perangkat lunak analisis data dan arsip digital.

Pada hari terakhir, acara ditutup dengan diskusi panel yang melibatkan sutradara terkenal bidang sejarah dan perfilman. bapak Lianto Suseno seorang sutradara film sejarah, berbagi pengalaman mereka dalam menghubungkan dunia akademis dengan industri kreatif. Diskusi ini memberikan peserta pemahaman mendalam tentang pentingnya kolaborasi antara akademisi dan praktisi industri dalam melestarikan dan mempopulerkan sejarah.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami para mahasiswa, karena selain mendapatkan pengetahuan teknis tentang sejarah, kami juga belajar bagaimana menyajikan sejarah dalam bentuk yang lebih menarik dan mudah diterima masyarakat,” ujar Ahmad Rizky, salah seorang peserta dari Universitas Islam Negeri Jakarta.

Bimbingan teknis ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat jembatan antara dunia akademis dan industri kreatif, serta mendorong pengembangan proyek-proyek sejarah yang lebih inovatif di masa depan.

Berita